YESUS DATANG 2012
Siapkan Diri, Waspadai Sensasi

Q. SIAPKAN DIRI

SIAPKAN DIRI, WASPADAI SENSASI

Cepat atau lambat, Yesus pasti datang lagi. Alkitab menubuatkan dan itu benar sebab Alkitab itu Firman Tuhan yang benar adanya. Tanda-tandanya yang sudah semakin jelas semestinya mendorong kita untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya. Namun, tidak perlu menjadi sensasional dan terjerumus dalam sikap-sikap ekstrem yang tidak sehat. Berikut ini adalah persiapan menghadapi KKKK yang disarankan Alkitab.

1. BERJAGA-JAGA

Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada jaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada jaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Mat 24:36-42)

Yesus mengingatkan bahwa akhir jaman itu seperti pada jaman Nuh. Mereka menjalani hidup biasa seperti makan minum dan kawin-mengawinkan (Mat 24:38). Makan, minum, kawin, dan mengawinkan itu sendiri manusiawi. Tidak salah. Tetapi itu menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki visi dan kesadaran rohani. Mereka hanya hidup untuk hidup di dunia. Atau seperti kata Paulus saat mencontohkan sikap orang tak beriman, ”Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” (1 Kor 15:32). Itulah ciri kehidupan dunia, yaitu tidak menyadari hal-hal rohani. Menganggap remeh kehidupan. Orang Jawa bilang kalau ”urip kuwi mung mampir ngombe” (hidup itu hanya mampir minum). Ketika air bah datang – akhir jaman tiba – semua mengalami bencana karena tidak berjaga-jaga.

Akhir jaman memang persis seperti jaman air bah itu. Waktu itu hanya Nuh sekeluarga yang diselamatkan karena naik bahtera yang mereka bangun atas petunjuk Tuhan. Sedangkan lainnya yang tidak peduli dan tidak berjaga-jaga, semuanya tenggelam oleh genangan air bah yang dahsyat itu. Hal yang sama akan terjadi saat kedatangan Kristus kedua kali (KKKK) tahap pertama. Yesus akan datang di awan-awan. Orang-orang percaya yang memenuhi kualifikasi rohani akan diangkat (rapture) dan yang lain akan ditinggalkan sehingga ’tenggelam’ kd dalam masa aniaya/kesusahan besar (tribulasi) yang akan melingkupi seluruh bumi itu.

2. SIAP SEDIA

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga. (Mat 24:43-44)

Yesus mengajarkan pentingnya kesiap-sediaan anak-anak Tuhan dalam menghadapi akhir jaman (Mat 24:43-44). Ia datang seperti pencuri pada waktu malam. Seorang pemilik rumah yang bijak akan bersiap sedia. Mungkin ia akan mengunci semua pintu, bergadang sepanjang malam, menyiapkan pentungan atau senjata, dan seterusnya. Ia tak mau tertidur lelap dan membiarkan pencuri membongkar rumahnya.

Kalau si empunya rumah itu adalah seorang militer, tentu lebih bersiap-siap lagi. Mungkin ia akan bersembunyi di tempat strategis tanpa mengedipkan mata sedetik pun. Tak tidur bermalam-malam itu sudah biasa. Gerakannya lebih cepat dari tindak-tanduk pencuri yang akan menyatroni rumahnya itu.

Dalam perumpamaan itu Yesus mengatakan bahwa pencuri itu pasti ada dan pasti akan datang. Namun, kita tidak tahu kapan waktu tepatnya sang pencuri itu datang. Hal itu sejalan dengan penjelasannya bahwa tidak ada yang tahu hari ”H” kedatangan Kristus kedua kali (KKKK) itu. Namun KKKK adalah jelas dan pasti.

Mengenai KKKK yang seperti kedatangan pencuri disinggung pula dalam Kitab Wahyu: ”Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya” (Why 16:15). Sebagai mempelai wanita Kristus kita harus siap setiap waktu karena Sang Pengantin Pria itu bisa datang sewaktu-waktu, seperti pencuri. Kita harus berdandan dan berias setiap saat. Hal itu berbicara tentang ”kecantikan rohani” (spiritual beauty) yang cemerlang di mata Kristus

3. BANGUN, TANGGALKAN, KENAKAN

Pertama, bangunlah! Paulus mengatakan, ”Tiba waktu bagi kamu untuk bangun dari tidur” (Rom 13:11). Alasannya adalah karena waktunya tinggal pendek sekali seperti diibaratkan oleh Paulus, ”Hari sudah jauh malam, telah hampir siang” (Rom 13:12).

Masalah waktu yang sangat singkat di akhir jaman itu harus benar-benar disadari oleh setiap anak Tuhan. Meskipun tidak diberitahu kapan Hari ”H” KKKK, manusia semestinya bisa mengamati tanda-tanda jaman untuk mengidentifikasi sudah dekatnya masa akhir itu.

Paulus terus menerus mendorong supaya orang percaya senantiasa bangun rohaninya. Kepada jemaat Efesus, Paulus menyeru, ”Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu” (Ef 5:14). Kebangunan rohani harus terjadi pada sepenuh waktu karena hari-hari ini adalah jahat (Ef 5:16).

Kedua, tanggalkanlah! Paulus mengatakan, ”Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang” (Rom 13:12). Ini berbicara tentang suatu komitmen pertobatan dengan membuang kehidupan lama. Kepada jemaat di Kolose, Paulus mengatakan, ”Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya” (Kol 3:8-9).

Ketiga, kenakanlah! Paulus mengatakan, ”Kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang….” (Rom 13:14). Artinya kita memakai ”kepribadian” Kristus sebagai senjata rohani. Paulus menjelaskan, ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2:5). Dengan demikian kita dapat memenangkan peperangan-peperangan rohani yang semakin menggila di akhir jaman ini. Dan, kita pun menjadi layak di hadapan Kristus – Sang Mempelai Pria – yang segera menjemput kita.

4. MENJADI HAMBA YANG SETIA DAN BIJAKSANA

Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Mat 24:45-51)

Anak Tuhan yang baik dan bijaksana adalah hamba yang terus bekerja bagi Tuhan sampai habis waktu hidupnya. Yaitu sampai akhir hayatnya atau sampai masa KKKK tiba. Sehingga ketika Tuhan menjemput, entah lewat kematian atau pengangkatan (rapture), kita kedapatan sedang aktif melayani Dia.

Perumpamaan tentang hamba yang setia dan bijaksana (Mat 24:45-51) itu memberikan gambaran gamblang sebagai berikut. Pertama, sang tuan itu jelas mewakili Yesus Kristus yang memberikan tugas kepada para hamba-Nya. Kedua, hamba itu berbicara tentang orang-orang percaya yang diberi tugas oleh Sang Tuan. Ketiga, ”segala milik” tuannya melambangkan waktu, talenta, karunia, sumber daya, dan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Setiap hamba diberi tugas untuk mempergunakan semua sumber daya itu untuk pelayanan, itulah tanggungjawab kehambaan kita (1 Kor 14:12). Keempat, pada saat sang tuan kembali, setiap hamba mempertanggungjawabkan masing-masing pekerjaannya itu. Hamba yang setia dan bijaksana akan kedapatan sedang bekerja dan melaksanakan tanggungjawabnya itu (Mat 24:46). Kelima, atas prestasi itu, sang tuan memberi penghargaan berupa pengangkatan dirinya sebagai pengawas atas segala miliknya (Mat 24:47). Hal itu berbicara ketika kita kedapatan sebagai hamba yang baik maka akan diangkat saat KKKK dan akan ikut memerintah bersama Kritus dalam Kerajaan Seribu Tahun (KST) (2 Tim 2:12; Why 20:6; Rom 8:17; Why 3:21).

Sedangkan hamba yang jahat adalah orang-orang yang tidak percaya atau pun anak-anak Tuhan yang jahat. Ciri mereka adalah mempunyai hati yang tidak bertaut pada tuan mereka. Mereka tidak merindukan kedatangan tuannya itu. Mereka berkata, ”Tuanku tidak datang-datang” (Mat 24:48-49). Karena ketiadaan pengharapan akan kedatangan itu – harapan akan KKKK – maka mereka hidup tidak benar. Digambarkan bahwa mereka ”memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk” (Mat 24:49).

5. MENJADI HAMBA YANG BAIK DAN SETIA

Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkawa besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Mat 25:19-21)

Perumpamaan tentang hamba yang baik dan setia versus hamba yang jahat memberikan pelajaran tentang tanggungjawab pelayanan (Mat 25:14-30). Pertama, sang tuan digambarkan sebagai seorang yang sangat kaya dan para hamba digambarkan sebagai staf-staf yang terpelajar (well educated) dan bukannya buruh-buruh biasa. Para hamba itu mempunyai SDM bagus sehingga menurut perhitungan sang tuan mereka bisa mengelola dan mangembangkan kekayaan majikannya itu. Demikianlah Tuhan adalah Tuhan yang kaya dan kita sebenarnya adalah hamba-hamba Tuhan yang – kalau mau mengembangkan diri – pasti memiliki SDM yang unggul.

Kedua, kepada setiap hamba dipercayakan talenta. Meskipun hanya satu talenta, itu sudah sangat besar sekali. Dalam era Perjanjian Baru setalenta itu setara dengan uang yang sangat besar, yaitu 6.000 dinar (Mat 18.24; 25:15-28). Jadi, setiap kita sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar. Hanya saja kita tidak memahaminya atau belum menemukan di mana / dalam hal apa potensi itu ada.

Ketiga, setiap hamba dituntut pertanggungjawabannya untuk mengembangkan kapasitas diri untuk melayani tuannya. Dua hamba yang setia bekerja maksimal dengan mengembangkan diri. Sedang yang seorang malah memendam talenta itu. Artinya hamba yang jahat itu menyia-nyiakan kesempatan untuk melayani tuannya. Malahan ia melayani diri sendiri.

Keempat, tuan itu pergi lama (Mat 25:14, 19) namun datang kembali. Dialah Kristus yang naik ke sorga dan untuk waktu yang lama tidak datang-datang. Tetapi, pada akhir jaman Kristus pasti datang kembali. Kristus datang untuk memberi penilaian, imbalan, dan hukuman atas para hamba itu.

Kelima, hamba-hamba yang baik dan setia akan diberi imbalan. Itu adalah prinsip ”perhitungan kekal” seperti ditandaskan Paulus, ”Masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri (1 Kor 3:8). Terhadap hamba yang baik dan setia Yesus mengatakan, ”Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:21, 23). Itu jelas merupakan gambaran tentang surga, suatu kehidupan kekal yang penuh sukacita. Kecuali itu, Yesus mengatakan, ”Aku akan memberikan kepadamu tanggungjawab dalam perkara yang besar” (Mat 25:21, 23). Apakah itu? Hamba-hamba Tuhan yang selama hidup di bumi bersikap baik dan setia, akan diberi tugas pelayanan yang lebih besar (bahkan sebenarnya sangat besar) yaitu menjadi para pemimpin yang akan memerintah bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (KST). Yesus menjanjikan, ”Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas tahta-Ku” (Why 3:21).

Keenam, hamba yang jahat bercirikan karakter yang kasar dan sombong. Dalam perumpamaan itu ia berkata, ”Ini, terimalah kepunyaan tuan!” (Mat 25:24-25). John MacArthur menafsirkannya sebagai usaha untuk memghalau ketidaksenangan tuannya itu. Ia menganggap si tuan itu seorang oportunis yang hanya mau enaknya sendiri dengan menyuruh hamba-hambanya yang bekerja. Hal ini merupakan pemberontakan manusia atas posisinya sebagai ”hamba” dan atas posisi Tuhan sebagai Tuan (Adonai).

Ketujuh, hamba yang jahat itu dpersalahkan. Kesalahannya bukan pada tindakannya untuk menyalaggunakan uang itu. Bukan karena ia mencuri. Bukan karena ia memboroskan uang itu. Kesalahannya adalah tidak mau rajin bekerja untuk tuannya. Sudah diberi modal, tetapi tidak digunakan dengan baik.

Kedelapan, hamba yang jahat itu akan dihukum. Talenta yang ada padanya dilucuti dan diberikan kepada hamba lain yang setia (Mat 25:28). Artinya ia akan kehilangan modal sama sekali dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk Sang Tuan. Kesempatannya untuk melayani Tuhan hilang lenyap tak berbekas. Hamba jahat itu disebut sebagai orang yang tidak berguna dan dihukum. Sama seperti dalam perumpamaan tentang “hamba yang setia dan bijaksana”, hamba jahat ini akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang penuh “ratapan” dan “kertak gigi”, yaitu masa tribulasi dan masa hukuman kekal (Mat 25:30).

6. MENJADI GADIS YANG BIJAK

Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. (Mat 25:1-2)

Pertama, kesepuluh gadis dalam perumpamaan itu yang dalam konteks pernikahan Yahudi adalah gadis-gadis pendamping dalam pesta pernikahan, melambangkan orang-orang Kristen. Lima gadis yang bijaksana melambangkan orang-orang Kristen yang memiliki ”iman jangka panjang” yang mendalam karena terus-menerus menanti kedatangan Kristus kedua kali (KKKK). Sedangkan lima gadis yang bodoh melambangkan orang-orang Kristen yang memiliki ”iman jangka pendek”, beriman juga namun tidak bertahan melewati proses waktu. Kebodohan itu membuat mereka ditolak oleh Sang Mempelai Pria.

Kedua, digambarkan bahwa mempelai pria lama datangnya. Perumpamaan ini memperingatkan supaya kita siap kalau-kalau Kristus tidak segera datang. Dalam konteks upacara pernikahan, kalau mempelai pria tidak jelas kedatangannya, orang akan berpikir bahwa pernikahan itu akan batal. Apalagi bila waktu telah larut malam, pasti tidak jadi. Namun, perumpamaan itu menunjukkan bahwa cepat atau lambat, mempelai pria pasti datang. Siap atau tidak siap, Yesus pasti datang kembali (KKKK).

Ketiga, semua gadis itu membawa pelita menyala yang berbahan bakar minyak. Dari Alkitab dapat disimpulkan bahwa pelita dan minyak itu melambangkan Roh Kudus dan Firman Tuhan (cahaya Injil).

Keempat, perbedaannya, lima gadis bijak membawa minyak tambahan dalam buli-buli mereka (Mat 25:4). Sedangkan lima gadis bodoh, meski pelita mereka menyala, tidak membawa cadangan minyak (Mat 25:3). Tindakan lima gadis bijak itu melambangkan orang-orang Kristen yang memiliki komitmen hidup beriman dalam jangka panjang. Ia bukan orang yang semangatnya panas-panas tahi ayam atau hanya sebentar (jangka pendek) saja. Ia bukan tipe orang Kristen yang menyala-nyala pada saat ikut KKR atau pada waktu ikut retreat, namun segera padam kembali setelah waktunya lama berselang.

Kelima, karena mempelai pria tak segera datang, kesepuluh gadis itu letih, mengantuk dan tertidur (Mat 25:5). Artinya, semua anak Tuhan, baik yang bijak maupun yang bodoh bisa sama-sama letih menghadapi kehidupan di dunia yang gelap ini. Meski demikian, tingkat kesiagaan mereka berbeda. Karena yang bijak membawa cadangan minyak dan yang bodoh tak punya apa-apa.

Keenam, ketika larut malam, tiba-tiba terdengar seruan, ”Mempelai datang! Songsonglah dia!” (Mat 25:6). Begitulah KKKK, tiba-tiba malaikat meniup sangkakala dan Dia datang. Waktunya tidak terduga oleh siapapun karena memang tidak ada yang tahu kapan saat tepatnya (Mrk 13:32).

Ketujuh, kelima gadis bodoh kuwalahan. Mereka mau menyambut mempelai pria namun tak punya pelita karena kehabisan minyak. Saat meminta minyak kepada lima gadis bijak, persediaan tidak cukup (Mat 25:9). Mereka harus membeli ke para penjual minyak yang juga tidak pasti apakah masih ada atau tidak karena sudah larut malam. Artinya, ketika waktu KKKK, tidak ada lagi peluang untuk mengalami ”pemulihan”. Untuk bertobat dan bertumbuh sudah terlambat. Pengangkatan (rapture) adalah titik akhir dari ”masa gereja”.

Kedelapan, akhirnya kelima gadis bodoh itu melewatkan pesta pernikahan itu. Sementara lima gadis bijak masuk ke ruang perjamuan kawin yang tertutup itu (Mat 25:10). Hal itu bebicara tentang pengangkatan (rapture) dan Pernikahan Anak Domba yang terjadi di surga. Orang-orang Kristen yang bijaksana akan diangkat naik, bertemu Yesus di angkasa, dan masuk dalam Pernikahan Anak Domba setelah menerima mahkota-mahkota. Sementara itu, orang-orang Kristen yang bodoh akan tertinggal di bumi dan masuk dalam masa kegelapan yaitu masa aniaya/kesusahan besar (tribulasi), Pada masa gelap itu mereka sulit mencari minyak (Roh Kudus dan Firman Tuhan). Mereka juga tidak bisa ikut terangkat karena kesempatan sudah tertutup.

Kesembilan, lima gadis bodoh meminta kesempatan kedua kata mereka, ”Tuan-tuan, bukakanlah kami pintu!” (Mat 25:11). Tetapi, sudah tidak ada lagi peluang. Pintu sudah terlanjur ditutup. Sama seperti bahtera Nuh yang sudah ditutup sehingga orang-orang yang dilanda air bah itu tidak bisa memasukinya. Bahkan, pihak mempelai pria menolak untuk memberi kesempatan. Para gadis bodoh itu tidak dikenal oleh sang mempelai pria (Mat 25:12).

AKHIRNYA, DOA PAULUS BUAT KITA

”Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa, dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita” (2 Tes 5:23).

No Responses to “Q. SIAPKAN DIRI”

Leave a comment